Minggu, 24 Agustus 2014

Inspiring-Creative Teaching Surakarta

 Seminar dan Workshop untuk Guru di Surakarta

Creative Teaching Practice
Surakarta, 23 Agustus 2014. Seminar perdana "Inspiring-Creative Teaching" mendapat sambutan hangat dari peserta. "Pelatihan ini memberi masukan bagi saya, bahwa ternyata metode pembelajaran yang menyenangkan itu banyak sekali dan mudah untuk dilakukan," komentar Ibu Puji Asmawati, guru SMPK 5 Surakarta.
Diawali dengan pembicara tamu yang memotivasi guru sebagai panggilan mulia, seminar "Guruku Panutanku" dilanjutkan dengan temuan penelitian tentang beberapa cara yang digunakan para guru ketika memberikan pengaruh kepada siswa. "Seminar ini memberikan semangat baru, jadi 'dopping' untuk mengajar," komentar Ibu Dwi Sri Sujarwati, guru SMPN 3 Boja Kendal yang datang jauh dari Kendal ke Surakarta untuk mengikuti seminar dan workshop ini.

Pertanyaan Menggelitik dan Menarik
Sepanjang seminar dan workshop ini banyak guru yang melontarkan pertanyaan dan komentar menggelitik yang sering merupakan pertanyaan banyak orang. "Bagaimana tindak lanjut kita jika ada siswa yang sudah berulang kali kita beri nasihat tapi tidak pernah dilaksanakan? Hanya dimasukkan telinga kanan keluar telinga kiri," tanya Ibu Rosalia Aristiati, guru SMPN 3 Boja Kendal yang datang bersama rekannya itu.
Tiga metode yang menjadi temuan penelitian dan beberapa saran kemudian dikemukakan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Pak Johan Wahyudi, ketua IGI Soloraya yang ikut hadir, ikut mengomentari sekaligus menggelitik peserta dengan pertanyaan, "Bagaimana cara mengatasi supaya karakter guru tidak 'terkontaminasi'?" yang kemudian dibahas oleh Bu Luciana Lazuardi dengan analogi lingkaran pengaruh positif yang terus keluar.

Bukan hanya pertanyaan, komentar dan usulan dari Pak Andri Wibowo, guru Penjaskes SMPK 5 Surakarta tentang perlu dikembangkannya metode untuk siswa SLB perlu untuk juga dibagikan. Hal itu menjadi masukan menarik karena ada pula peserta yang bertanya tentang bagaimana metode pembelajaran untuk siswa berkebutuhan khusus. Pertanyaan dan komentar menarik itu tak pelak menambah dinamika pelatihan ini.

Waktunya Kurang
Teaching in Action
Kritik paling banyak dari pelatihan ini adalah waktu yang dirasakan kurang. Seminar dan Pelatihan dimulai jam 09.00 dan berakhir 17.00, tetapi masih dirasakan "terburu-buru".

Panitia memang "memadatkan" acara ini. Seminar dan Workhop ini sejatinya ideal dilaksanakan 2 hari di sekolah (in house training). Hal itu dengan mempertimbangkan para guru mampraktikkan berbagai metode kreatif ini di kelas mereka. Dwi Nugraheni, selaku koordinator acara menjelaskan, bahwa panitia memang memadatkannya untuk menekan biaya.



Selain soal waktu, peserta juga ada yang mengusulkan agar Acarya Edukasi Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pendidikan agar di sertifikat ada "cap" pengakuan dari pemerintah. "Memang idealnya demikian, tetapi ini kan baru pertama diadakan. Semoga ke depan dapat bekerja sama dengan pemerintah dan Ikatan Guru Indonesia Soloraya," demikian ujar panitia.

Bermanfaat
Mengajar dengan gembira
Terlepas dari kekurangan pelatihan ini yang dirasakan terlalu singkat, "inspiring-creative teaching" telah memulai debut awalnya. Seminar ini "Sangat membantu guru. Metode pembelajaran yang dibagikan bisa membuat pembelajaran di kelas lebih kreatif dan efektif," komentar Ibu Puspasari dari SMP Terang Bangsa Semarang yang datang ke Surakarta bersama tiga rekannya.

Dipandu oleh MC Ibu Ester Kurnia, guru SD Pelita Nusantara Kasih Surakarta, seminar di Surakarta ini bertambah kaya karena kehadiran Ibu Luciana Lazuardi, Counselor dari Springfield International School Jakarta yang sebelumnya berpengalaman 8 tahun sebagai kepala sekolah SMA Ipeka International Jakarta.

Seminar dan Workshop ini akan dilaksanakan 30 Agustus 2014 di hotel Amaris, Semarang. Lalu, ditutup di Yogyakarta 6 September 2014 di penerbit Kanisius Jl Cempaka, Deresan. (Sigit)


Para Peserta Berfoto Bersama Seusai Pelatihan


Berikut ini adalah beberapa foto kegiatan di hotel Pose In Surakarta, 23 Agustus 2014
Demonstrasi guru penjaskes
Knowledge sharing
Action

Action
Luciana Lazuardi, pembicara tamu di Surakarta

Sigit Setyawan memaparkan hasil penelitian tentang transfer karakter

Tidak ada komentar: