Jumat, 01 Mei 2009

Simbolisme dan Metafora

(Catatan untuk para siswa)

Simbolisme atau perlambangan
Merah menyimbolkan keberanian, putih menyimbolkan kesucian, Burung Garuda adalah simbol Negara Indonesia. Di dalam sastra, simbol adalah sebuah kesepakatan, simbol mewakili gagasan tertentu yang disepakati bersama.

Misalnya, Simbolisme dalam “Sajak Seonggok Jagung”. Jagung dapat dianggap menyimbolkan sesuatu. Di komunitas orang desa, jagung bisa merupakan simbol kekayaan, tapi di komunitas kota, bisa jadi jagung menjadi simbol kemiskinan. Misalnya, “Ah, sudah miskin ya kok kamu makan nasi jagung?”

Simbolisme dalam sastra, seperti dalam cerpen “Wajah”, wajah dapat jadi merupakan simbol dari martabat orang. Di Indonesia, wajah “indo” dianggap “cakep” dan dianggap cocok menjadi bintang film sinetron. Tapi, belum tentu wajah juga menyimbolkan hal yang sama untuk kebudayaan lainnya. Misalnya, ada kebudayaan yang lebih melihat kalung di leher atau tato sebagai simbol yang lebih tepat.



Metafora
Metafora adalah sebuah kiasan atau analogi untuk membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat (Keraf, 2007: 139).

Metafora dalam karya sastra mengandaikan apa yang terjadi di dalam karya sastra berkaitan erat dengan apa yang terjadi di masyarakat, sebuah analogi atau peristiwa yang erat kaitannya antara satu dengan yang lainnya.

Cerita dalam “Wajah” bahwa orang mengganti wajahnya demi sebuah eksistensi di masyarakatnya, dapat dianggap merupakan sebuah metafora dari kejadian di masyarakat yang selalu mengganti penampilannya dengan tren baru demi sebuah eksistensi.


Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa cetakan ke-17. Gramedia: Jakarta.
Noor, Agus.2000. “Wajah” dalam Angkatan 2000. Gramedia: Jakarta.
Rendra.1980. “Sajak Seonggok Jagung” dalam Potret Pembangunan dalam Puisi.Pustaka Jaya: Jakarta.