Workshop kali ini seluruhnya dipandu oleh Sigit Setyawan, guru dan penulis buku Guruku Panutanku dan Nyalakan Kelasmu. Kritik kurangnya waktu yang muncul di Surakarta, tidak muncul di Semarang karena waktu yang tersedia lebih banyak.
Gelak tawa dan keriangan terjadi ketika para guru mengajar guru lainnya. Fasilitator meminta para guru mengajar tentang arisan, cara menawar, mengajar bahasa Jawa Krama Inggil, dan cara menabung di Bank. Kreativitas para guru keluar begitu saja melalui jigsaw yang dilakukan menjelang "fun teaching" tersebut. Tak heran ketika fasilitator mengumumkan bahwa waktu telah menunjukkan pukul 15.00, peserta terkejut, "Saya kira masih jam satu, Pak."
Membantu Guru
Di tengah kesibukan para guru, pelatihan ini memberikan penyegaran baru. "Kegiatan hari ini sangat membantu saya dalam meningkatkan kreativitas dan motivasi saya dalam mengajar di kelas," demikian Bu Anisah dari MAN 2 Semarang berkomentar di akhir acara.
Dalam kaitannya dengan pengajaran riil di lapangan, "Bagus, menjawab kebutuhan guru dalam implementasi kurikulum 2013," komentar Bu Mulyasih Rahayu guru SMA Krista Mitra Semarang. Hal itu senada dengan komentar rekannya, Pak Carolus Tendy, "(Pelatihan ini) menambah wawasan kami tentang metodologi dan peran guru sebagai motivator dan fasilitator."
Beda Jenjang Lebih Fokus
Komentar lainnya muncul dari Bu Brigitta Putri, guru SMA Sedes Sapientiae, "Pelatihan ini membantu dan menambah wawasan saya tentang aplikasi yang asyik untuk diterapkan." Namun, ia juga mengatakan bahwa akan lebih efektif jika para guru yang berkumpul berasal dari level yang sama, misalnya seluruhnya guru SD, seluruhnya guru SMP, atau SMA. Menanggapi hal tersebut, penitia menjelaskan bahwa memang sebaiknya pelatihan dilaksanakan di sekolah masing-masing (in house training). Meskipun demikian, pelatihan ini sangat berguna bagi pemicu munculnya guru inspiratif dan kreatif di masa depan. "Pengalaman hari ini sangat menarik, memberikan metode-metode yang dapat membantu peserta didik lebih gampang mencerna," papar pak Antonius Suprapto, guru SMP Maria Mediatrix.
Lebih dari 31 Metode
Lebih dari 31 metode mengajar dipaparkan dalam pelatihan ini tak pelak membuat para guru "dibombardir" dengan berbagai informasi dan antusiasme. Para peserta pun mendapatkan apreasiasi berupa hadiah atas partisipasi aktif mereka. "Ini berdasarkan penilaian otentik, Bapak Ibu," demikian ujar Bu Ester, MC acara ketika mengumumkan peserta paling aktif dan partisipatif menggunakan instrumen penilaian partisipatif. Alhasil, tiga guru paling berkontribusi mendapatkan bingkisan menarik.
Para guru pun mendapat "PR" berupa penerapan metode-metode kreatif di kelas mereka dua minggu setelah pelatihan ini. Ada hadiah menunggu para guru yang mengirimkan foto dokumen pelaksanaan metode kreatif tersebut. Hal ini diungkapkan oleh panitia sebagai upaya agar pelatihan ini down to earth atau sungguh-sungguh dapat diterapkan di kelas dan mencerdaskan para siswa di kelas.
Seminar dan Workshop "Inspiring - Creative Teaching" di Yogyakarta akan dilaksanakan di Yogyakarta, 6 September 2014 bertempat di Penerbit Kanisius Jl Cempaka Deresan.
Peserta Inspiring-Creative Teaching Semarang |